Hubungan antara Ketebalan dengan Radius Lengkung Kayu Jati Putih sebagai Dasar Pembuatan Ornamen Arsitektur Bentuk Bebas
Abstract
Abstrak
Metode pelengkungan kayu solid merupakan salah satu metode pelengkungan kayu yang saat ini masih terus dikembangkan untuk mendapatkan metode pelengkungan kayu yang lebih efisien. Namun, metode ini memerlukan peralatan dan teknik yang khusus. Pemilihan benda uji dari jenis kayu yang banyak digunakan untuk pembuatan furniture dan bahan konstruksi di kota Makassar, salah satunya adalah kayu jati putih. Penelitian ini ingin menemukan hubungan dimensi dan karakter lengkungan kayu yang ideal tanpa perlakuan awal, maka rumusan masalahnya adalah berapa jarak radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan 0,5 cm, 0,7 cm dan 1 cm yang dapat dipakai sebagai ornamen arsitektur bentuk bebas. Lalu, adakah hubungan radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan kayu, lebar kayu dan waktu saat kayu dilengkungkan. Tujuan penelitian adalah menganalisis radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan 0,5 cm, 0,7 cm dan 1 cm yang dapat dipakai sebagai ornamen arsitektur bentuk bebas dan mengungkapkan hubungan radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan kayu, lebar kayu dan waktu saat kayu dilengkungkan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk menganalisis datanya dan metode skala 1 : 1 atau Performance Based untuk metode pengujian sampelnya. Hasil penelitiannya adalah nilai radius terbesar dari tebal 0,5 cm adalah 35,47 cm, tebal 0,7 cm adalah 65,42 cm dan tebal 1 cm adalah 91,73 cm. Untuk waktu lengkung yang dapat bertahan lebih lama juga dengan ketebalan 0,5 cm yaitu selama 1 hari. Maka hubungan radius lengkung dengan ketebalan kayu jati putih sangat erat, dimana semakin tebal kayu maka semakin besar radius lengkung kayu jati putih.
Metode pelengkungan kayu solid merupakan salah satu metode pelengkungan kayu yang saat ini masih terus dikembangkan untuk mendapatkan metode pelengkungan kayu yang lebih efisien. Namun, metode ini memerlukan peralatan dan teknik yang khusus. Pemilihan benda uji dari jenis kayu yang banyak digunakan untuk pembuatan furniture dan bahan konstruksi di kota Makassar, salah satunya adalah kayu jati putih. Penelitian ini ingin menemukan hubungan dimensi dan karakter lengkungan kayu yang ideal tanpa perlakuan awal, maka rumusan masalahnya adalah berapa jarak radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan 0,5 cm, 0,7 cm dan 1 cm yang dapat dipakai sebagai ornamen arsitektur bentuk bebas. Lalu, adakah hubungan radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan kayu, lebar kayu dan waktu saat kayu dilengkungkan. Tujuan penelitian adalah menganalisis radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan 0,5 cm, 0,7 cm dan 1 cm yang dapat dipakai sebagai ornamen arsitektur bentuk bebas dan mengungkapkan hubungan radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan kayu, lebar kayu dan waktu saat kayu dilengkungkan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk menganalisis datanya dan metode skala 1 : 1 atau Performance Based untuk metode pengujian sampelnya. Hasil penelitiannya adalah nilai radius terbesar dari tebal 0,5 cm adalah 35,47 cm, tebal 0,7 cm adalah 65,42 cm dan tebal 1 cm adalah 91,73 cm. Untuk waktu lengkung yang dapat bertahan lebih lama juga dengan ketebalan 0,5 cm yaitu selama 1 hari. Maka hubungan radius lengkung dengan ketebalan kayu jati putih sangat erat, dimana semakin tebal kayu maka semakin besar radius lengkung kayu jati putih.